BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan
tentang ekonomi dan permasalahannya, seperti tidak akan lekang dimakan zaman.
Entah itu, dalam tingkat yang paling sederhana ekonomi rumahtangga, ataupun
dalam tataran yang lebih luas, dalam konteks ekonomi negara misalnya. Sifat
dasar manusia yang ingin selalu memenuhi kebutuhannya, semakin menambah ruang lingkup
pembahasan itu semakin luas. Pembahasan masalah ekonomi berkembang menjadi
pembahasan permasalahan manusia itu sendiri. Dengan kebutuhan yang tidak pernah
habis manusia dibuat menjadi sibuk. Kenyataan inilah yang membuat manusia
diliputi masalah-masalah ekonomi.
Perekonomian
dunia yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia, memiliki cerita sejarah yang
panjang. Deretan-deretan tulisan yang menerangkannya pun tak akan habis dibaca,
selalu ada bagian-bagian tertentu yang masih tersisa untuk dibuka dan dipahami.
Sistem
perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara dalam memecahkan
berbagai permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara tersebut, misalnya
pengalokasian sumber daya yang dimilikinya, pelaksanaan produksi, distribusi
dan konsumsi baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi
lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.
Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem
ekstrim tersebut.
Perkembangan yang cepat dan kesadaran masyarakat yang
berubah telah mempengaruhi perkembangan ekonomi, tidak hanya sebatas lokal
tetapi menjadi internasional. Sebagai Negara terluas di dunia Rusia mempunyai
peranan penting dalam perekonomian dunia. Saat ini Rusia berusaha keras untuk
meraih status sebagai negara adidaya lagi. Meskipun Rusia adalah negara penting, tetapi
statusnya masih jauh dibandingkan dengan status Uni Sovyet dulu. Rusia memilih
melepaskan diri dari Uni Sovyet menjadi Federasi Rusia pada tahun 1992. Rusia
yang baru merdeka ternyata menjadi Negara
terutang terbesar di Eropa menurut versi World Bank. Diperkirakan total hutangnya
mencapai 150 milliar USD termasuk 100 miliar USD hutang semasa Uni Sovyet.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “SISTEM
PEREKONOMIAN
NEGARA RUSIA DAN PERKEMBANGANNYA”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana
sistem perekonomian di Negara Rusia?
2. Bagaimana perkembangan perekonomian di Negara Rusia?
1.3 Tujuan Penulisan
Terintegrasi dengan pertanyaan diatas maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah
1. Untuk
mengetahui sistem perekonomian di Negara Rusia.
2. Untuk mengetahui perkembangan perekonomian di Negara
Rusia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh
suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada
individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah
sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu
mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang
individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya,
semua faktor tersebut dipegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada diantara dua
sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan
dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned
economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor
produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Sistem
ekonomi dapat berfungsi sebagai :
Ø Sarana pendorong untuk melakukan
produksi.
Ø Cara atau metode untuk
mengorganisasi kegiatan individu.
Ø Menciptakan mekanisme tertentu agar
distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.
Menurut Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan
tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen,
pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi,
distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan
yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.
Sedangkan Mc.Eachern berpendapat bahwa sistem ekonomi dapat diartikan
sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa,
bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi (what, how, dan for
whom).
2.2
Macam-macam Sistem Ekonomi.
Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling
berbeda satu sama lain. Timbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda
tersebut dalam suatu negara disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Ø Ada tidaknya campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Ø Sistem pemerintahan yang dianut
suatu negara.
Ø Kepemilikan negara terhadap
faktor-faktor produksi.
Ø Sumber daya yang ada dalam suatu
negara, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.
Dari ke-empat faktor tersebut, timbul lah berbagai macam
sistem ekonomi, diantaranya:
a. Sistem
Ekonomi Tradisional.
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi dimana
organisasi kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat
secara turun-temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.
Ciri-ciri
sistem ekonomi tradisional:
Ø Belum adanya pembagian kerja yang
jelas.
Ø Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris.
Ø Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan
sehingga kurang dinamis.
Ø Teknologi produksi sederhana.
v Kebaikan
sistem ekonomi tradisonal:
Ø Menimbulkan rasa kekeluargaan dan
kegotongroyongan masing-masing individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ø Pertukaran secara barter dilandasi
rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.
v Keburukan
sistem ekonomi tradisional:
Ø Pola pikir masyarakat secara umum
yang masih statis.
Ø Hasil produksi terbatas sebab hanya
menggantungkan faktor produksi alam dan tenaga kerja secara apa adanya.
b.
Sistem Ekonomi Terpusat/Komando
(Sosialis).
Sistem ekonomi terpusat (Sosialis) adalah sistem ekonomi di
mana pemerintah memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan
kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut
sistem ini antara lain Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara
Uni Soviet).
v Ciri-ciri
sistem Ekonomi Sosialis:
Ø Kegiatan perekonomian dari produksi,
distribusi, dan konsumsi serta harga ditetapkan pemerintah dengan peraturan
negara.
Ø Hak milik perorangan atau swasta
tidak diakui, sehingga kebebasan individu dalam berusaha tidak ada.
Ø Alat-alat produksi dikuasai oleh
negara.
v Kebaikan
sistem Ekonomi Sosialis:
Ø Pemerintah lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian.
Ø Pemerintah bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi.
Ø Kemakmuran masyarakat merata.
Ø Perencanaan pembangunan lebih cepat
direalisasikan.
v Keburukan
sistem ekonomi Sosialis:
Ø Adanya pemasungan daya kreasi
masyarakat sehingga hampir semua inisiatif, inovasi diprakarsai oleh
pemerintah.
Ø Adanya pasar gelap yang diakibatkan
adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh pemerintah.
Ø Anggota masyarakat tidak dijamin
untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan serta memilih barang konsumsi yang
dikehendaki.
Ø Pemerintah bersifat paternalistis,
artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh pemerintah adalah benar dan harus
dipatuhi.
Sistem ekonomi sosialis berbeda dengan Komunis, Komunisme
atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis
di seluruh dunia, sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi
ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
“Marxisme-Leninisme”. Dalam
komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran partai Komunis, secara logikanya perubahan sosial
dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar. Komunisme sebagai
anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil
alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal.
v Ciri-ciri
komunisme:
Ø Sebuah teori atau sistem organisasi
sosial yang didasarkan pada induk dari semua harta yang sama, kepemilikan
aktual yang dinisbahkan kepada masyarakat secara keseluruhan atau kepada
negara.
Ø Sistem organisasi sosial di mana
semua aktivitas sosial ekonomi dan dikendalikan oleh negara totaliter
didominasi oleh satu dan mengabadikan diri partai politik.
Ø Prinsip-prinsip dan praktek-praktek
dari Partai Komunis.
v Perbedaan Sosialisme dan Komunisme
Menurut Karl Marx.
Marx membedakan fase
sosialisme dengan komunisme penuh atau lengkap. Dalam fase sosialisme,
produktivitas masih rendah dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup.
Sementara itu dalam fase komunisme penuh produktivitas sudah tinggi, sehingga
semua kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup. Dengan begitu,
perekonomian dapat memenuhi kebutuhan
semua anggota masyarakat secara berkelimpahan. Tentang hakikat manusia sebagai
produsen dalam fase sosialisme manusia belum cukup menyesuaikan diri sehingga
menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan insentif materi untuk
bekerja. Pada tahap komunisme, kerja sudah menjadi hakikat. Semua pekerjaan
dikerjakan dengan sukarela, kegembiraan dan efesien tanpa mengharapkan insentif
langsung seperti upah yang merupakan produk sampingan dari kerja. Sosialisme
merupakan tahap persiapan ke komunisme. Komunisme merupakan tahap akhir
perkembangan masyarakat (The Six Major Historical Stages): primitive communism
slaery feudalism, capitalism, sosialism dan full communism
c.
Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis).
Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang
menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan
tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana
pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam
istilah ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan
Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.
v Ciri-ciri
sistem ekonomi liberal:
Ø Diakuinya kebebasan pihak
swasta/masyarakat untuk melakukan tindakantindakan ekonomi.
Ø Diakuinya kebebasan memiliki barang
modal (barang kapital).
Ø Dalam melakukan tindakan ekonomi
dilandasi semangat untuk mencari keuntungan sendiri.
v Kebaikan
sistem ekonomi liberal:
Ø Adanya persaingan sehingga mendorong
kemajuan usaha.
Ø Campur tangan pemerintah dalam
bidang ekonomi kecil sehingga mendorong kesempatan lebih luas bagi pihak
swasta.
Ø Produksi didasarkan pada permintaan
pasar atau kebutuhan masyarakat.
Ø Pengakuan hak milik oleh negara
mendorong semangat usaha masyarakat.
v Keburukan sistem ekonomi liberal:
Ø Adanya praktik persaingan tidak
sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
Ø Persaingan tidak sehat dapat
menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
Ø Timbulnya praktik yang tidak jujur
yang didasari mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, sehingga kepentingan
umum dikesampingkan.
d.
Sistem Ekonomi Campuran.
Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana
di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha
dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur
tangan dalam perekonomian yang bertujuan menghindari penguasaan secara penuh
dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
v Ciri-ciri
sistem Ekonomi Campuran:
Ø Adanya pembatasan pihak swasta oleh
negara pada bidang-bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
Ø Mekanisme kegiatan ekonomi yang
terjadi di pasar adalah campur tangan pemerintah dengan berbagai kebijakan
ekonomi.
Ø Hak milik perorangan diakui tetapi
penggunaannya tidak boleh merugikan kepentingan umum.
v Kebaikan
sistem Ekonomi Campuran:
Ø Sektor ekonomi yang dikuasai oleh
pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan masayarakat.
Ø Hak individu/swasta diakui dengan
jelas.
Ø Harga lebih mudah untuk
dikendalikan.
v Keburukan
sistem ekonomi campuran:
Ø Peranan pemerintah lebih berat
dibandingkan dengan swasta.
Ø Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan
nepotisme) dalam pemerintah karena banyak sektor-sektor produksi yang lebih
menguntungkan pihak pemerintah sedangkan sedikit sekali pengawasannya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Sejarah Perekonomian Rusia.
Rusia, seperti yang
dikatakan banyak orang bahwa Rusia adalah negara yang besar,kaya akan mineral
dan sumber daya alam, Mereka sangat dikenal oleh para Ilmuan-Ilmuan terdahulu,terutama dalam hal
paham yang telah dikenal oleh seluruh dunia yaitu “komunis”.
Komunis lahir di Rusia yang juga dahulu dikenal sejarahnya yang dapat
mengalahkan negara kuat seperti Amerika pada perang dunia pertama. Semua orang
tahu bahwa Rusia dulunya adalah negara bagian dari Uni Soviet yang kokoh itu.
Uni Soviet adalah negara besar dan berpengaruh pada dunia,negara tersebut
dikenal sebagai negara komunis yang paling besar kala itu.
Rusia menyatakan dirinya
merdeka dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991. Ini mengadopsi dari
diperebutkannya konstitusi pada tahun 1993 dan menjadi negara federal., Rusia
adalah negara terbesar di dunia dalam hal luas, sekitar 1,8 kali ukuran AS
Namun, banyak negara tapi tidak memiliki tanah dan iklim yang tepat (baik
terlalu dingin atau terlalu kering) untuk pertanian, dan hal ini tidak baik
dalam kaitannya dengan jalur laut utama dunia. Pada sektor energi kedepannya,
Rusia memiliki basis sumber daya alam yang luas termasuk deposito utama minyak,
gas alam, batubara, dan mineral strategis dan banyak. Dalam hal demografi,
Rusia dihadapkan dengan cepat menurun dan penuaan populasi. Di atas ini,
harapan hidup di federasi Rusia tenggelam dan sekarang lebih rendah daripada
berada di Uni Soviet dahulu kala.
Sejarah perekonomian rusia berawal dari terpecahnya Negara
Uni Soviet, pada saat itu Rusia di bawah pemerintahan Yeltsin (Republik Rusia).
Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Rusia telah mencoba untuk
mengembangkan ekonomi pasar dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang konsisten.
Yeltsin mulai menyerang masalah stabilisasi ekonomi makro dan restrukturisasi
ekonomi.
Pada bulan Oktober 1991, Yeltsin mengumumkan bahwa Rusia
akan dilanjutkan dengan radikal, reformasi berorientasi pasar di sepanjang
baris "shock therapy", seperti yang direkomendasikan oleh Amerika
Serikat dan IMF. Namun, kebijakan ini mengakibatkan keruntuhan ekonomi, dengan
jutaan rakyat jatuh ke dalam kemiskinan. Korupsi dan kejahatan menyebar dengan
cepat.
Dengan asumsi peran sebagai kepribadian hokum Uni Soviet, Rusia mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan utang luar negeri, meski penduduknya terdiri hanya setengah dari penduduk Uni Soviet pada saat perceraian. Ketika semua perusahaan milik negara yang seharusnya dimiliki oleh rakyat, justru jatuh ke tangan golongan orang-oang kaya. Saham dari perusahaan milik negara dikeluarkan, dan baru ini perusahaan publik segera diserahkan kepada anggota Nomenklatura atau dikenal bos kriminal.
Dengan asumsi peran sebagai kepribadian hokum Uni Soviet, Rusia mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan utang luar negeri, meski penduduknya terdiri hanya setengah dari penduduk Uni Soviet pada saat perceraian. Ketika semua perusahaan milik negara yang seharusnya dimiliki oleh rakyat, justru jatuh ke tangan golongan orang-oang kaya. Saham dari perusahaan milik negara dikeluarkan, dan baru ini perusahaan publik segera diserahkan kepada anggota Nomenklatura atau dikenal bos kriminal.
Sebagai contoh, direktur sebuah pabrik selama rezim Soviet
sering menjadi pemilik perusahaan yang sama. Selama periode yang sama,
kelompok-kelompok kriminal sering mengambil alih perusahaan-perusahaan negara,
membuka jalan dengan pembunuhan atau pemerasan. Korupsi pejabat pemerintah
sudah menjadi aturan hidup sehari-hari. Dibawah pemerintah penutup, keterlaluan
dilakukan manipulasi keuangan yang memperkaya kelompok individu dan
pemerintahan mafia. Korupsi banyak mencuri miliaran dolar dalam bentuk tunai
dan aset di luar negeri sangat besar pelarian modal,
seperti
Andrei Volgin yang terlibat dalam pengambil alihan koperasi pada pertengahan
tahun 1990-an.
v Dampak Revolusi Glasnost dan
Perestroika terhadap Sosialisme Rusia.
Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa menjelang pertengahan tahun 1980-an Uni Soviet
mengalami kemerosotan di berbagai bidang kehidupan, terutama di bidang politik
dan ekonomi. Kondisi tersebut memaksa para petinggi negara dan pemimpin partai
untuk mengadakan koreksi secara umum terhadap sosialisme Rusia serta melakukan
peninjauan ulang terhadap strategi sistem sosialisme ‘komunis’ Uni Soviet.
Salah satu langkah yang dikelurkan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
dengan munculnya Glasnost dan Perestroika. Pasca reformasi Glasnost
dan Perstroika pada masa pemerintahan Mikhail Gorbachev terdapat
berbagai perubahan dalam kehidupan Uni Soviet yang kemudian berubah menjadi
Rusia. Perubahan tersebut meliputi berbagai aspek seperti aspek ekonomi,
budaya, dan juga politik.
·
Bidang Ekonomi
Pada
bidang ekonomi, pemerintah melakukan perluasan independensi
perusahaan-perusahaan negara serta memperkuat perkembangan sektor koperasi.
Terdapat juga pemangkasan birokrasi yang ditujukan untuk meningkatkan hasil
produksi. Sejak musim panas tahun 1990 pemerintah mengijinkan sistem kepemilikan
pribadi dan privatisasi. Upaya lain dalam memperbaiki bidang ekonomi adalah
dengan diluncurkannya program 500 hari, yakni suatu program pembangunan ekonomi
dan perbaikan terhadap persoalan-persoalan seperti inflasi dan lain sebagainya.
·
Bidang Budaya
Bidang
budaya berkembang pesat karena dihapuskannya sensor terhadap pers yang
sebelumnya mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi. Ruang gerak seniman
kembali terbuka. Perkembangan ini meliputi bidang sastra, musik dan juga
perfilman. Perubahan-perubahan ini melahirkan begitu banyak hal-hal baru dan
luar biasa dalam kehidupan masyarakat Rusia. Industri perfilman, sastra, dan
musik mengalami loncatan yang luar biasa. Tempat-tempat hiburan malam dan
bioskop muncul. Pada zaman kepemimpinan Vladimir Putin misalnya, kebudayaan
Rusia jauh berkembang diringi juga dengan maraknya budaya pop yang masuk ke
Rusia. Kehidupan malam dan suasana yang lebih hidup mewarnai kehidupan
masyarakat Rusia.
·
Bidang Politik
Dalam
bidang politik dan kebijakan luar negeri Rusia memperbaiki hubunganya dengan
berbagai negara termasuk negara-negara barat. Rusia yang sempat bersitegang
dengan negara-negara barat akhirnya melunak dan mencoba untuk kembali membangun
hubungan yang lebih baik. Walaupun Rusia tetap saja menjaga jarak, namun jelas
bahwa dari sisi kepentingan, Rusia mungkin penya kepentingan yang besar dengan
kembali mebangun hubngan tersebut. Hubungan antara Rusia dan AS misalnya
diarahkan pada penghapusan perlombaan senjata melalui beberapa perjanjian
seperti perjanjian SALT I, SALT II dan START yang isinya membicarakan
bpersoalan mengenai gencatan senjata dan pemusnahan senjata-senjata yang dapat
membahayakan keselamatan banyak orang. Kebijakan-kebijakan di masa pemerintahan
Gorbachev dianggap telah memberi wajah baru yang lebih ramah bagi Uni Soviet.
Namun, di lain pihak kebijakan Glasnot dan Perestroika
ternyata berpengaruh bagi menguatnya gerakan separatisme akibat semangat
demokratisasi dan keterbukaan tersebut. Pada akhirnya hal tersebut berujung pada pecahnya Uni
Soviet. Pasca
pecahnya Uni Soviet, Rusia menjadi Negara pecahan Uni Soviet yang terbesar.
Federasi Rusia mempertahankan Moscow sebagai ibukota Negara. Boris Nikolayevich
Yeltsin dipilih sebagai presiden pertama Rusia.
v Pemerintahan Rusia Pasca Glasnost
dan Perestroika
·
Masa Pemerintahan Boris Yeltsin
Corak
kepemimpinan Yeltsin secara umum menunjukkan ciri transisional dari sistem Uni
Soviet menuju sebuah Negara yang demokratis. Pada masa ini hubungan antar organ
kekuasaan belum tertata secara tegas sehingga sering timbul konflik politik.
Proses swastanisasi yang dilaksanakan pada masa pemerintahannya merupakan
konsekuensi logis dari upaya Rusia untuk menuju sistem ekonomi pasar. Proses
ini lalu melahirkan kelompok baru dalam masyarakat Rusia, yakni orang-orang yang
berhasil menguasai perusahaan-perusahaan yang dahulu dikuasai oleh pemerintah.
Pada masa pemerintahan Yeltsin ini kelompok tersebut mendapat ruang gerak yang
sangat luas dan Yeltsin sendiri dikenal dekat dengan kelompok tersebut tidak
lain karena kelurganya sendiri merupakan bagian dari kelompok kecil yang
diuntungkan oleh Negara. Kelompok konglomerat ini meraih keuntungan yang luar
biasa dari masa transisi ini. Maka, pemerintahan Yeltsin cenderung oligarkis.
Pada masa pemerintahan Yeltsin kebebasan beragama mulai digalakan mulai dari
kebebasan menjalankan aktivitas ritual hingga diperbolehkannya kegiatan politik
oleh para kelompok-kelompok beragama.
Secara
garis besar pemerintahan Yeltsin mencoba mengadopsi kapitalisme, namun gagal
memajukan dan mengembalikan keadaan masyarakat. Pemulihan ekonomi tidak
sepenuhnya membawa perubahan pada masyarakat, khususnya kelas menengah ke
bawah. Yang diuntungkan adalah kelompok-kelompok tertentu.
·
Masa
Kepemimpinan Vladimir Putin
Mengikuti jejak
pendahulunya, Putin melanjutkan kebijakan reformasi dan ekonomi pasar yang
telah digulirkan sejak pemerintahan Yeltsin dan bahkan sejak masa pemerintahan
Gorbachev. Namun demikian, Putin memiliki pandangan sendiri
dalam menjalankan ide-ide reformasi tersebut dalam kerangka menyelamatkan
bangsa Rusia dari krisis ekonomi dan krisis politik yang telah melilit sejak
awal Rusia berdiri setelah runtuhnya Uni Soviet. Berbeda dengan Yeltsin yang
akrab dengan kaum oligarki, sejak awal pemerintahannya, Putin telah menekankan
peringatannya pada kaum elit pengusaha yang menguasai sebagian besar
perekonomian Rusia. Serangkaian pengusaha yang selama ini dikenal dekat dengan
pemerintahan sebelumnya tak luput dari tindakan tegas pemerintahan Putin. Era
Vladimir Putin memperlihatkan arah kebangkitan Rusia dari keterpurukan. Pada
masa ini permasalahan ekonomi masih menjadi fokus utama.
3.2
Sistem Ekonomi Negara Rusia.
Negara rusia adalah Negara yang meganut sistem ekonomi Sosialis. Menurut
Dr. Muhammad Hatta sistem
perekonomian Rusia itu merupakan suatu perekonomian totaliter yang dikuasai
sama sekali oleh negara. Seluruh perekonomian dipimpin dari pusat menurut
rencana. Produksi, konsumsi, dan distribusi di atur dengan peraturan dan
tidak ada tempat private enterprise. Konkurensi tidak ada, hanya dengan
perlombaan bekerja untuk memperoleh sistem dan hasil terbaik. Rusia
memiliki perindustrian yang cukup maju yang merupakan warisan dari masa
pemerintahan Josef Stalin. Industri yang dikenal antara lain industri
perlengkapan dan peralatan militer, misalnya industri pesawat
tempur yang menghasilkan MiG
dan Sukhoi
serta helikopter, pesawat terbang,
tank,
rudal dan persenjataan ringan seperti senapan AK-47. Selain itu ada pula
industri berat seperti industri baja, pertambangan mineral, batu bara dan
minyak bumi. Rusia juga memiliki industri pertanian yang digalakkan Stalin
dengan pertanian kolektifnya. sekalipun merupakan negara industri yang
tergabung G-8, Rusia masih berusaha mengatasi masalah ekonominya agar mampu
menjadi negara adikuasa kembali seperti ketika masa Uni Soviet.
Rusia, seperti Cina, telah melakukan perubahan
sistem ekonomi, dari sistem ekonomi terpusat ke sistem ekonomi berbasis pasar.
Proses peralihan sistem – sejak rezim Vladimir Putin tahun 2000 – berjalan
secara perlahan dan hati-hati. Sistem ekonomi liberal tidak seutuhnya diamini
dan diterapkan oleh Rusia. Sikap selektif yang demikian selain perlu adaptif dengan
proporsi kekuatan ekonomi makro Rusia, juga mempertimbangkan implikasinya
terhadap kontinuitas ekonomi jangka panjang. Dalam hal ini, Presiden Putin
menggariskan kebijakan yang mengedepankan penguatan ketahanan ekonomi ke dalam
tahapan reformasi (inward), yang diperkuat dengan peningkatan leverage
ekonomi politik ke luar (outward). Rusia memang sangat selektif
dalam memaknai nilai-nilai kapitalisme ke dalam proses reformasi yang sedang
dijalankan.
Jika salah langkah dalam penerapan sistem yang
tergolong baru tersebut, akan berdampak buruk bagi perekonomian Rusia sendiri.
Hal ini merupakan tantangan bagi Rusia di masa transisi. Bahkan ketika
menghadapi arus globalisasi ekonomi yang serba tidak menentu, Rusia berusaha
agar tidak terjelembab dalam jurang globalisasi ini. Rusia tidak ingin
menanggung konsekuensi dari globalisasi ekonomi yang menimbulkan instabilitas,
meskipun Rusia tetap mengikutinya. Dalam konteks ini, Rusia memiliki
kemandirian dalam mengartikulasikan konsep globalisasi yang disesuaikan dengan
karakteristik politik dan ekonominya. Karena itu, dalam proses peralihan,
diupayakan agar langkah reformasi dijalankan secara perlahan-lahan tanpa
menimbulkan ’distorsi’ yang bisa menganggu pencapaian cita-cita Rusia yang
ingin kembali berjaya seperti masa lalu.
Sebagai perwaris Uni Soviet, Rusia mewarisi kurang
lebih 50% aset-aset ekonomi peninggalan Uni Soviet. Sebagai negara eks-Uni
Soviet terbesar, Rusia memiliki tekad kuat untuk membangun ’basis’ perokonomian
yang kokoh agar dapat bertahan dalam menghadapi arus kompetisi ekonomi yang
semakin ketat yang terjadi di era globalisasi, baik antar negara eks-Uni Soviet
maupun dengan negara-negara Asia dan Eropa. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Putin membuat rancangan sistem dan mekanisme ekonomi dengan ciri khas
tersendiri, yang mungkin tidak sepenuhnya mengandung nilai-nilai liberalisme
Barat ataupun sistem terpusat. Sistem dan mekanisme ekonomi yang dianut Rusia,
kini, dapat sewaktu-waktu berubah sesuai dengan tuntutan keadaan internal dan
perubahan keadaan ekonomi eksternal. Namun demikian, faktor terpenting yang
mesti dikawal oleh Putin adalah maturitas stabilitas ekonomi. Sehingga, Putin
memposisikan pemerintah untuk memegang kendali dalam mengatur pergerakan
ekonomi dan tata ekonomi dalam negeri, dan karenanya, dominasi peran pemerintah
akan lebih besar.
Positioning peran seperti itu
tidak serta merta menegasikan elemen liberalisme. Putin masih membuka ’kran’
liberalisme ekonomi walaupun terkontrol kepada sektor swasta. Kran kebebasan,
tapi terkendali, dibuka argar tidak menganggu jalannya mekanisme pasar,
sehingga Rusia tidak mudah tergelincir ke dalam arogansi ekonomi. Tindakan
’selektif’ Putin ditempuh karena mengambil pelajaran dari pengalaman krisis
pada tahun 1998. Setiap kebijakan ekonomi yang diambil selalu memperhatikan
unsur-unsur penyebab terjadinya krisis saat itu. Putin berasumsi bahwa krisis
dapat terjadi karena kesalahan dalam penataan ekonomi yang dibentuk saat itu
oleh mantan Presiden Boris Yetlsin. Kejadian krisis menandakan bahwa
perekonomian Rusia untuk sementara ini selama masa transisi masih terlalu
rentan dalam menerapkan sistem kapitalisme, apalagi diterapkan dalam waktu yang
begitu cepat, tidak lama setelah Uni Soviet bubar.
Disamping itu, krisis telah memupus keyakinan Rusia
terhadap nilai-nilai kapitalisme dan liberalisme yang menggariskan bahwa jika
pembangunan ekonomi ingin maju, maka peran negara harus direduksi dan
kekuasaan bisnis harus diutamakan. Hakekatnya, jalan menuju kapitalisme
bagi Rusia masih sangat panjang. Namun Rusia tidak apatis dengan nilai-nilai
kapitalisme dan tidak mau ‘bercuci tangan’, karena baginya perlawanan terhadap
kapitalisme ’bisa jadi’ akan melemahkan posisi pemerintah. Elemen tertentu dari
sistem kapitalisme, secara kondisional, masih tetap dapat diterima.
Secara umum, Rusia telah membuka diri terhadap
berbagai hal baru yang berasal dari luar. Liberalisme dan kapitalisme
diterapkan secara hati-hati, sembari tetap menggantungkan diri pada pemahaman
tentang sosialisme dan tidak jauh-jauh darinya. Sosialisme paska glasnost
dan perestroika memang banyak berubah, namun semuanya dikembalikan untuk
kepentingan rakayat. Era Vladimir Putin misalnya dianggap sebagai era kejayaan
Rusia paska reformasi Gorbachev.
3.3 Perkembangan Ekonomi Negara Rusia.
Ekonomi Rusia mengalami stres luar biasa yang berpindah dari ekonomi
perencanaan pusat ke sistem pasar bebas.Kesulitan dalam mengimplementasikan
reformasi fiskal yang bertujuan untuk mengumpulkan pendapatan pemerintah dan
ketergantungan pada pinjaman jangka pendek untuk membiayai defisit anggaran
mengarah ke krisis keuangan yang serius pada tahun 1998. kinerja perekonomian Rusia sejak
krisis 1998 telah mengesankan. Ekonomi telah rata pertumbuhan 7% sejak krisis
keuangan tahun 1998 Rusia, menghasilkan dua kali lipat dari pendapatan sekali
pakai nyata dan munculnya kelas menengah. Ekonomi Rusia, bagaimanapun, adalah
salah satu yang paling terpukul oleh krisis ekonomi Sejagat harga minyak anjlok
dan kredit Bank asing yang Rusia dan perusahaan mengandalkan mengering. Harga
minyak yang tinggi didukung pertumbuhan Rusia pada kuartal pertama dan bisa
membantu Rusia mengurangi defisit anggaran yang diwarisi dari masa paceklik
Tahap awal
transisi dari perekonomian berencana terpusat menuju ke perekonomian
berdasarkan pasar dapat menyebabkan traumatis. Oleh sebab itu menurut Otto
Hieronymin (1991), Rusia akan menghadapi kondisi yang sangat sulit, seperti
ketidakpastiaan politik secara umum, menurunnya pendapatan nyata sebagian besar
penduduk, ketidaksediaan masyarakat menerima dampak kerugian baru, adanya
kesadaran warga terhadap utang Negara yang menimbulkan kekhawatiran, dan
lainya. Ternyata sebagian besar kekhawatiran itu menjadi kenyataan dalam masa
transisi demokrasi di Rusia 1991-2000.
Bentuk Ekonomi Terapi Kejut
(Shock Therapy) pada pertengahan tahun 1992 model pendekatan ini memberikan
perangsangan yang lebih kuat kepada system ekonomi baru dan mempercepat
realokasi, sumber daya dan lebih cepat meningkatkan efisiensi. Beberapa upaya
Rusia masa Pemerintahan Boris Yeltin di dalam Shock Therapy adalah:
- liberalisasi perdagangan
- mekanisme pasar terbuka
- mengurangi pengeluaran pemerintah
- menerapkan pajak nilai tambah
- membuat mata uang baru yang konvartible
Akan tetapi,
model ekonomi ini dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi masyarakat
tentang adanya kebijaksanaan baru dalam pranata ekonomi. Bagi banyak pengamat,
model ini sangat cocok diterapkan bagi Negara-negara dengan inflasi tinggi yang
berlangsung lama. Namun model shock therapy ini mempunyai kerugian sebab dapat
membebani warga dalam pengurangan drastis upah, kesempatan kerja dan konsumsi.
Dengan kata lain model Shock Therapy ini tidak dapat bekerja secara efisien di
Rusia. Konsep yang digunakan dalam Model ini adalah :
- pengurangan drastis anggaran belanja, termasuk pemotongan subsidi konsumen
- penaikan suku bunga untuk membatasi pertumbuhan kredit
- liberalisasi terhadap perdagangan luar
- tingkat pertumbuhan yang tetap terhadap dollar
- stabilisasi makro ekonomi
- swastanisasi, yakni memindahkan kepemilikan pemerintah ke sector swasta
Pelaksaan model
Terapi kejut tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan sehingga dianggap kurang
berhasil. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh adanya beberapa kendala mendasar,
salah satunya adalah belum adanya kesadaran dari pihak elite yang dahulu
menjadi nomenklatura untuk bersama warga reformis melaksanakan debirokrasi.
Padahal dengan peninggalan berbagai faktor masa lalu, perekonomian Rusia dapat
segera ditingkatkan. Tetapi ternyata semua potensi yang ada menjadi terabaika
dengan dilakukannya rekonstruksi model management baru yang terlalu drastis,
radikal dan cepat.
Ekonomi Terapi
kejut, maka disusul dengan model Bertahap (Gradualisme). Model ini yang
dianggap mudah diserap dan dampaknya mudah dinetralisir oleh struktur dan
system yang masih tersisa dari model ekonomi berencana yang terpusat. Kendati
banyak perusahaan parsial, cirri ekonomi sentralistik masih dapat digunakan dan
direduksi secara bertahap seperti monopolisasi, ketergantungan manager
perusahaan pada badan partai sehingga menjadi kaku. Jika kondisi tersebut maka
sektor swasta yang ingin diandalkan menjadi sulit bergerak. Harga yang lebih
rendah untuk ekspor utama Rusia penerima (minyak dan mineral) dan hilangnya
kepercayaan investor akibat krisis finansial Asia diperburuk masalah
keuangan. Hasilnya adalah penurunan yang sangat cepat dalam nilai rubel,
penerbangan dari investasi asing, pembayaran tertunda berdaulat dan utang
swasta, suatu uraian transaksi komersial melalui sistem perbankan, dan ancaman
inflasi. Akan tetapi, tampaknya krisis Rusia telah nampak relatif baik.
Sebagai PDB riil tahun 2009 meningkat dengan persentase tertinggi sejak
jatuhnya Uni Soviet pada 8,1%, rubel tetap stabil, inflasi telah moderat, dan
investasi mulai meningkat lagi. Pada 2007, Bank Dunia menyatakan bahwa
perekonomian Rusia telah mencapai “stabilitas makroekonomi belum pernah terjadi
sebelumnya”. Rusia telah membuat kemajuan dalam memenuhi kewajiban utang luar
negeri.Selama 2000-2001, Rusia tidak hanya bertemu dengan utang eksternal jasa,
tetapi juga membuat kemajuan besar cicilan pokok di IMF pinjaman, tetapi juga
membangun Bank Sentral cadangan dengan anggaran pemerintah, perdagangan, dan
current account surplus. The TA 2002 anggaran Pemerintah Rusia menganggap
pembayaran sekitar $ 14 miliar pada layanan resmi pembayaran utang yang jatuh
tempo. Current account surplus besar telah membawa apresiasi yang cepat rubel
selama beberapa tahun. Minyak dan gas mendominasi ekspor Rusia, sehingga
Rusia tetap sangat bergantung pada harga energi. Pinjaman dan suku bunga
deposito pada atau di bawah tingkat inflasi menghambat pertumbuhan sistem
perbankan dan membuat alokasi modal dan resiko yang jauh lebih sedikit efisien
daripada itu akan sebaliknya.
Pada tahun
2003, utang telah meningkat menjadi $ 19 milyar yang disebabkan oleh kenaikan
pembayaran Departemen Keuangan dan Eurobond. Namun, $ 1 miliar ini telah diprabayar,
dan beberapa sektor swasta mungkin sudah membayar hutang.Pada edisi Juni 2002
G8 Summit, para pemimpin dari delapan negara menandatangani pernyataan setuju
untuk mengeksplorasi pembatalan Rusia beberapa utang Soviet lama untuk
menggunakan tabungan untuk mengamankan bahan-bahan di Rusia yang dapat
digunakan oleh teroris. Kesepakatan yang diusulkan adalah $ 10 milyar dan akan
datang dari Amerika Serikat dan $ 10 miliar dari G-8 negara lain selama 10
tahun.
Tabel: Surplus Neraca Perdagangan
Rusia (dalam juta US dollar)
1999
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
|
Ekspor Barang:
|
75.551
|
105.033
|
101.884
|
107.300
|
135.929
|
Minyak Bumi
|
19.606
|
36.191
|
34.364
|
40.366
|
53.739
|
Gas Alam
|
11.352
|
16.644
|
17.770
|
15.897
|
19.981
|
Lainnya
|
44.593
|
52.198
|
49.750
|
51.037
|
62.209
|
Impor Barang
|
-39.537
|
-44.862
|
-53.764
|
-60.966
|
-75.436
|
Surplus Barang
|
36.014
|
60.171
|
48.120
|
46.334
|
60.493
|
Ekspor Jasa
|
9.067
|
9.565
|
11.441
|
13.611
|
16.030
|
Impor Jasa
|
-13.351
|
-16.230
|
-20.572
|
-23.497
|
-27.122
|
Surplus Jasa
|
-4.284
|
-6.665
|
-9.131
|
-9.886
|
-11.092
|
Surplus Ekspor-Impor
|
31.730
|
53.506
|
38.989
|
36.448
|
49.401
|
Sumber: Central Bank Rusia, OECD calculations
Pada tanggal 1
Januari 2004, dana Stabilisasi Federasi Rusia didirikan oleh Pemerintah Rusia
sebagai bagian dari anggaran federal untuk menyeimbangkannya jika harga minyak
turun. Sekarang dana Stabilisasi Federasi Rusia sedang dimodernisasi. Dana
Stabilisasi akan dibagi menjadi dua bagian pada tanggal 1 Februari 2008. Bagian
pertama akan menjadi dana cadangan sama dengan
10 persen dari PDB (10% dari PDB
setara dengan sekitar $ 200 miliar sekarang), dan akan diinvestasikan dengan
cara yang sama sebagai Dana Stabilisasi. Bagian kedua akan diubah menjadi Dana
Kesejahteraan Nasional Federasi Rusia. Deputi Menteri Keuangan Sergei Storchak
perkiraan ini akan mencapai 600-700 billion rubel pada tanggal 1 Februari 2008.
Tabel: Indikator Ekonomi Negara G-8
tahun 2005
Negara
|
Produk Brutto
Nasional
|
Perkapita per
Kepala
|
Cadangan Emas
& Devisa
|
Pertumbuhan
Ekonomi
|
Jumlah
Penduduk
|
AS
|
$ 12.486
Miliar
|
$ 42.101
|
$ 64 Miliar
|
2,80%
|
298,2 Juta
|
Jepang
|
$ 4.571
Miliar
|
$ 35.787
|
$ 847 Miliar
|
1,70%
|
128,1 Juta
|
Jerman
|
$ 2.797
Miliar
|
$ 33.922
|
$ 102 Miliar
|
1,10%
|
82,7 Juta
|
Inggris
|
$ 2.202
Miliar
|
$ 36.599
|
$ 79 Miliar
|
2,60%
|
59,7 Juta
|
Perancis
|
$ 2.106
Miliar
|
$ 33.734
|
$ 74 Miliar
|
2,00%
|
60,5 Juta
|
Italia
|
$ 1.766
Miliar
|
$ 30.450
|
$ 66 Miliar
|
1,00%
|
58,1 Juta
|
Kanada
|
$ 1.130
Miliar
|
$ 35.064
|
$ 33 Miliar
|
3,00%
|
32,3 Juta
|
Rusia
|
$ 766 Miliar
|
$ 5369
|
$ 182 Miliar
|
6,80%
|
142,8 Juta
|
Sumber: Der Spiegel 28/2006
Perbandingan
indikator negara G-8 menunjukan posisi Rusia masih selangkah di belakang.
Tatangan terbesar Rusia adalah bagaimana membuat pertumbuhannya tetap kontinyu.
Pertumbuhan ini akan memperkecil jarak antara Rusia dengan G-8 lainnya dalam
ekonomi. Untuk mewujudkannya, Vanhanen melihat Rusia sangat butuh dana
investasi dari pelaku bisnis Eropa, transfer teknologi untuk meningkatkan daya
saing, serta pasar domestik Eropa untuk produk manufakturnya. Ruang lemah ini
hanya bisa ditutupi apabila Rusia membangun kolaborasi erat dengan
Eropa yang nota bene merupakan tetangga dekatnya.
Menurut data
yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada bulan Juli 2012, Rusia jauh lebih
berhasil daripada sebagian besar negara maju dalam memerangi krisis ekonomi
global.
Berdasarkan PDB yang disesuaikan
dengan paritas daya beli (PPP), Rusia berada di atas semua negara Uni Eropa
pada tahun 2012, termasuk Jerman, yang merupakan peringkat keenam di dunia.
Meskipun
pertumbuhan ekonomi Rusia melambat hanya 1,4 persen dari tahun ke tahun pada
paruh pertama tahun 2013, tren konsumsi dalam negeri tetap solid. Perdagangan
ritel diperluas 3,8 persen dalam tujuh bulan pertama, didukung oleh pertumbuhan
disposable income riil lebih cepat dari yang diperkirakan dari 4,3 persen dan
kenaikan upah riil yang kuat sebesar 5,5 persen. Yang pertama dan menjadi
alasan utama mengapa tren konsumsi sepertinya akan terus melanjutkan
pertumbuhan pendapatan adalah penurunan tajam pengangguran. Kinerja ekonomi
Rusia yang kuat pada tahun 2001 hingga 2008 adalah sebagian karena kenaikan 6
persen tenaga kerjanya, yakni mencapai 76 juta orang. Namun, sejak itu angka telah
stabil, berkontribusi terhadap penurunan tingkat pengangguran ke level terendah
dalam sejarah yakni 5,1 persen pada akhir tahun 2013. Karena itu
perusahaan-perusahaan telah dipaksa untuk meningkatkan upah, meskipun
pertumbuhan ekonomi lambat.
Pada akhir
2013, Perekonomian Rusia menunjukkan tanda-tanda krisis. Hal tersebut
diungkapkan pemerintah di Moskow ditengah pengumuman sanksi oleh AS dan Uni
Eropa terhadap dukungan negara itu supaya wilayah Krimea melepaskan diri dari
Ukraina. Deputi Menteri Perekonomian Rusia, Sergei Belyakov mengatakan Rusia
telah kehilangan miliaran dolar AS dan uang investasi dalam beberapa pekan
terakhir dan hal itu terjadi merupakan dampak dari konflik tersebut. Sanksi
ekonomi dan keuangan Barat kemungkinan akan menambah ketidakpastian di Rusia
dan kini saja negeri ini sudah kehilangan modal investasi sebesar USD 50
miliar pada kuartal pertama, dibandingkan dengan USD 63 miliar yang terjadi
sepanjang tahun 2013.
Sebelum adanya krisis Ukraina,
pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi mereka akan berkembang sekitar 2 persen
tahun ini. Sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan untuk menyerang Ukraina
untuk melindungi suku Rusia di negara itu, para ekonom sudah memperingatkan
bahwa Rusia bisa menerima efek buruk yang sangat besar. Banyak ekonom
memperkirakan Rusia akan memasuki masa resesi, dan sebagian besar lembaga
keuangan sudah mulai memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi negara itu sebagai
akibat dari konfrontasi dengan Barat.
Ekonom VTB
Capital Vladimir Kolychev dan Daria Isakova di Moskow mengatakan dalam sebuah
catatan penelitian bahwa Rusia mungkin akan masuk ke dalam resesi pada kuartal
kedua dan ketiga tahun ini ketika permintaan domestik berhenti akibat guncangan
ketidakpastian dan kondisi keuangan yang lebih ketat. Mereka memangkas
perkiraan pertumbuhan 2014 menjadi nol dari 1,3 persen. Pertumbuhan harga
konsumen pada Januari meningkat jadi 6,2 persen pada Februari dari tahun
sebelumnya yang sebesar 6,1 persen. Bank Rossii ingin inflasi tetap 5% tahun
2014 setelah mencapai 6% pada 2013, ekonom Danske Bank A/S (DANSKE) Vladimir
Miklashevsky di Helsinki pada 14 Maret 2013 lalu menurunkan perkiraannya
pertumbuhan Rusia pada 2014 jadi 1 persen dari 2,6 persen dengan mengatakan
bahwa perkiraan itu tetap optimis mengingat kondisi geopolitik yang terjadi.
BAB
IV
ANALISA
KELOMPOK
TANGGAPAN
MAHASISWA TERHADAP KRISIS EKONOMI GLOBAL
Sebagai insan kritis dan intelektual, kita harus menyadari dan mengakui dampak
hebat dari krisis ekonomi global ini. Karena ini bukan saja merupakan masalah
negara saja, kita sebagai rakyat yang juga terkena akibat dari krisis ini.
Sehingga menjadi kewajiban kita untuk ambil bagian dalam mencari pemecahan
persoalan dalam permasalahan ini.
Dalam persoalan sehari-hari kita sebagai rakyat melakukan sesuatu apa adanya.
Dengan cara menghemat dan selektif dalam memilih kebutuhan pokok khususnya,
adalah salah satu cara kita menghadapi krisis ekonomi global. Saran bagi
pemerintahan adalah untuk lebih memperhatikan sektor usaha kecil yang
sejujurnya hampir tidak terlirik oleh pemerintah yang terlalu memprioritaskan
usaha raksasa (perusahaan) , BUMN, dan jasa umum. Padahal sektor usaha kecil
adalah salah satu sumber mata pencaharian rakyat yang harusnya dibesarkan.
Usaha kecil dimungkinkan untuk menarik banyak investor untuk menanamkan
modalnya, sehingga rakyat menjadi mandiri dan pemerintah menjadi lebih
diringankan untuk permasalahan pemberdayaan ekonomi rakyat. Untuk selanjutnya
pemerintah tinggal menjalankan program kerja untuk mengatasi krisis global
tersebut sehingga rakyat dan pemerintah menjadi partner dalam menanggulangi
permasalahan ini.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rusia, seperti Cina, telah melakukan perubahan
sistem ekonomi, dari sistem ekonomi terpusat ke sistem ekonomi berbasis pasar.
Proses peralihan sistem – sejak rezim Vladimir Putin tahun 2000 – berjalan
secara perlahan dan hati-hati. Sistem ekonomi liberal tidak seutuhnya diamini
dan diterapkan oleh Rusia. Sikap selektif yang demikian selain perlu adaptif dengan
proporsi kekuatan ekonomi makro Rusia, juga mempertimbangkan implikasinya
terhadap kontinuitas ekonomi jangka panjang. Dalam hal ini, Presiden Putin
menggariskan kebijakan yang mengedepankan penguatan ketahanan ekonomi ke dalam
tahapan reformasi (inward), yang diperkuat dengan peningkatan leverage
ekonomi politik ke luar (outward). Rusia memang sangat selektif
dalam memaknai nilai-nilai kapitalisme ke dalam proses reformasi yang sedang
dijalankan.
Jadi, secara umum bisa disimpulkan bahwa
Rusia pasca reformasi mengalami berbagai perubahan dalam bidang ekonomi,
budaya, dan politik. Namun, Rusia masih tetap mempertahankan ciri khas negara
sosialis. Walau sudah mulai mengadopsi sistem ekonomi pasar, namun kontrol
pemerintah tetap ada. Investasi boleh terjadi, namun tentu dibarengi dengan
syarat-syarat yang tidak sedikit. Jadi,
jelas dalam bidang ekonomi, walaupun Rusia mencoba untuk mengadopsi
perekonomian pasar terbuka, namun peran negara tetap saja sangat besar.
Perekonomian pun dibangun bukan atas dasar kapital semata, tapi lebih dari pada
itu juga atas dasar kebijakan pemerintah. Tanggung jawab pemerintah menjadi
sangat besar. Banyak pengamat mengatakan bahwa Rusia mencoba untuk membangun
perekonomian berbasis kerakyatan.